Kereta Api Kali Ini

Kira-kira hampir dua tahunan ini aku tidak menaiki kereta api, baru hari Senin 3 Maret aku menaiki lagi untuk perjalanan ke Bekasi. Ada perbedaan yang mencolok, bahkan seratus persen berubah dari pengalamanku dua tahun lalu yang juga pernah melakukan perjalan menaiki kereka api. Selain harga yang dua kali lipat naik, fasilitas kereta juga sudah lebih dari cukup nyaman. Pasalnya, terakhir kali, sebelum perjalanan kali ini, kereta api baik antar kota maupun propinsi di Jawa, penumpang selalu berdesak-desakan. Perubahan sistem itulah yang menjadikan perbedaan yang sangat kurasakan.

Dulunya, sekalipun sudah mendapatkan tiket kereta api dan menaikinya, kursi dalam kereta belum tentu didapat yang mengharuskan untuk berdiri berjam-jam hingga mendapat jatah kursi kosong. Jika sudah demikian, maka tidur pun harus kreatif untuk memilih tempat yang sekilas bisa membuang kantuk. Tidak hanya itu, pengamen dan pedagang asongan juga berseliweran tiada henti, tiap kali berhenti di tiap-tiap stasiun. Bagai pasar dadakan di atas ‘keranda mesin’ yang panjang itu. Pun dengan fasilitas kamar mandi yang sering kali kosong dari air. Lalu AC yang cukup sebagai syarat bisa dilihat sebagai pemandangan, tanpa bisa difungsikan. Sedangkan dari minimnya penjagaan di pangkalan kereta, siapapun boleh masuk.



Itu dulu, namun kini kereta api indonesia memang harus diapresiasi yang memberikan kenyamanan bagi penumpangnya. Dimulai dari stasiunnya yang dijaga ketat oleh bagian keamanan, lalu fasilitas pada kereta yang kini sudah ber-AC sekalipun itu hanya sekelas Ekonomi. Jika melihat kondisi kamar mandi dalam kereta, sudah cukup memuaskan karna air selalu tersedia dengan menggunakan keran dan selang semprot. Pada tatanan keamanan sudah jauh lebih baik, karna tiap penumpang sudah harus mendapatkan kursinya. Tak terlihat lagi saat petang menjelang, orang-orang yang terhampar pada jalan antara kursi-kursi penumpang, selain orang yang mengalah untuk bisa tidur nyenyak. Demikian pula asongan dan pengamen yang tidak sembarang masuk. Bahkan, selama perjalanan dari Kepanjen sampai Bekasi, baru sekali aku mendengarkan dendang lagu pengamen.



Namun, jangan heran jika suatu saat perubahan yang menggembirakan itu ternyata menurun. Sebab kita berada di negara Indonesia yang sering kali bangga dengan membuat perubahan, namun tidak kreatif untuk merawatnya. Jika, demikian, siapa yang patut bertanggung jawab? Ya, semua yang terlibat, baik yang mengadakan, mengurus, hingga yang menggunakan kereta. Jika sama-sama sadar bahwa fasilitas bukan hanya sekedar diadakan, tapi juga harus dirawat agar tetap berlangsung dalam penggunaannya, maka kenyamanan pun juga akan selalu continue.



M. Roihan Rikza, Bekasi, 5 Maret 2014

Belum ada Komentar untuk "Kereta Api Kali Ini"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel