Tuhan, Aku Ingin Bercerita 1#

Pagi ini aku masih seperti pagi-pagi sebelumnya. Tak ada perubahan. Masih tetap ‘aku’ yang ngantuk-an. Tapi ada yang terasa aneh pagi ini. Sepertinya aku mulai bosan dengan hidup ini. Padahal aku sudah berulang kali mengadu kepada Tuhan tentang segala gundah hatiku selama ini. Lima kali dalam sehari. Tapi tak ada tambahan dan perubahan.


Tuhan… dalam do’aku kali ini, aku berharap engkau akan menunjukkanku jodohku yang terbaik. Selama ini, aku hanya mengalami fatamorgana yang tak berujung. Aku tak tahu apakah fatamorgana itu adalah memang takdirku dari-mu atau memang aku-nya saja yang tak sadar bahwa selama ini aku berada dilingkaran fatamorgana? Kumohon, berikanlah petunjuk-mu dengan sebaik-baiknya petunjuk.

            Sesekali aku mengucapkan do’a itu tatkala Tuhan memang benar-benar terasa dekat di hadapanku. Sesekali aku menangis di hadapan-nya. Tapi aku tak pernah malu untuk meminta pada-nya. Padahal, terkadang, bahkan sering pula, saat Tuhanku memerintah, aku acuh dan apatis dengan perintahnya.

            Tapi begitulah Tuhanku. Tak pernah mengeluhkan dengan apa yang kulanggar. Bahkan, saat aku melakukan pelanggaran terang-terangan dihadapan-nya, Tuhan tidak langsung memukulku. Tak pula menegurku, bahkan tidak bosan memberikan senyum kapadaku. Aku malu.

            Tuhan… kali ini aku ingin bercerita. Kemarin aku melihat sosok mengagumkan yang sepertinya dialah jodohku yang selama ini kucari-cari. Apa aku perlu PDKT dengannya sebagai ikhtiarku? Atau mungkin Engkau akan langsung menjawabnya bahwa dia memang benar-benar jodohku? Waktu melihatnya, dia hanya terdiam melihatku. Aku salah tingkah. Tiba-tiba saja aku mengambil HP dicelanaku yang kemudian sibuk menelpon seperti pejabat yang ditelepon oleh fans-fansnya. Padahal, aku hanya berusaha untuk mengalihkan perhatianku padanya.

            Tuhan… kali ini aku benar-benar tak kuasa membendung panas hati ini. Kepalaku sering mengalami pusing yang sama sekali tak dapat diredakan oleh obat-obat dari dokter. Orang menganggapku gila. Aku tak ingin semua ini terjadi padaku. Tolong aku Tuhan…

            Wahai anak cucu Adam… berulang kali aku memberikan padamu yang terbaik, tapi kau menghiraukannya.  Seringkali kuberikan kau kesempatan, tapi kau tak menggunakannya. Aku tak marah. Tak sedikitpun sakit hati. Ingatlah, hidupmu hanya sekali. Mati satu kali. Dan untuk cinta juga satu kali. Jangan kau jadikan cinta itu dua, tiga, atau empat. Meskipun kau dapat mengumpulkan empat serpihan tulang rusukmu, tapi kau tak dapat membagi cintamu. Ingat baik-baik hal itu.

            Okelah. Aku akan mencobanya. [roy]



            Al-Faroby 18. Kamis 31 Maret 2011 Pukul 08.16.

Belum ada Komentar untuk "Tuhan, Aku Ingin Bercerita 1#"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel