Tuhan, Aku Ingin Bercerita 7#

Akhir-akhir ini aku sering pulang kampung dari pada tinggal di asrama UIN. Ada beberapa hal yang menyebabkanku pulang ke rumah kakek nenek yang jarak dari UIN ke rumahku itu memakan waktu sekitar 45 menit. Kali ini, aku pulang lagi karna adik kandungku datang dari Lampung  sejak hari Selasa, empat hari yang lalu dan berencana untuk kembali ke Lampung nanti sore.


Aku dan keluargaku memiliki ikatan yang kuat meskipun pada kenyataannya hanya akulah satu-satunya anak yang tidak kumpul dengan keluargaku yang berada di Lampung. Ya, aku, sejak kecil –menurut cerita dari kakek nenekku—sekitar umur 40 hari, aku berhijrah dari Lampung ke Malang. Aku dipisahkan dari Ayah Ibuku karna setelah kelahiranku itu, Ayah dan Ibuku pergi ke Arab untuk bekerja di sana. Sejak itulah, aku tak lagi menyusu kepada Ibuku. Bisa jadi aku memiliki banyak saudara seibu karna—lagi-lagi menurut cerita kakek nenekku—aku menyusu ke banyak Ibu. Tapi, dilain cerita, aku telah menghabiskan banyak susu bubuk kalengan seperti SGM, DANCOW dan sejenisnya.

Jika diurutkan sejak kelahiranku, aku memiliki pengalaman yang cukup menarik untuk diceritakan. Memang sangat menarik sekali. Tiap kali kenalan dengan seseorang, aku pasti akan menceritakan asal-usulku. Mungkin dari latar belakang itulah aku memiliki banyak teman.

Bagiku, pengalaman, kehidupan dan kenalan tak ubahnya sejarah yang takkan hilang dari catatan lembaran hidup di dunia ini. Salah seorang teman perempuan semalam mengirimiku sms begini: “Hidup manusia itu seperti sebuah buku. Sampul depan adalah tanggal lahir dan sampul belakang adalah tanggal berpulang. Tiap lembarannya adalah hari-hari dalam hidup. Ada yang tebal, ada yang tipis. Hebatnya, seburuk apapun halaman sebelumnya, selalu tersedia halaman selanjutnya yang bersih, baru dan tiada cacat. Begitupun, seburuk apapun kemarin, Allah masih menyediakan hari yang baru untuk kita. Kesempatan untuk bisa melakukan sesuatu yang benar setiap hari, memperbaiki kesalahan dan melanjutkan alur cerita-Nya. Semangat merevolusikan diri!”

Cukup menggugah. Kemudian aku membalas sms itu: “Revolusikan diri!. Semangat teman!”. Menggugah memang. Manusia, utamanya para generasi bangsa yang sedang dan akan menuntut ilmu, butuh pada sebuah jamu khusus agar semangat perjuangan dapat berkobar dalam jiwa. Jamu atau suplemen khusus itu adalah motivasi. Bagaimanapun juga, dalam tiap-tiap jiwa manusia itu ada software yang menyimpan mesin yang dikenal dengan motivasi, namun, tak banyak yang menemukannya. Untuk itulah dibutuhkan perangkat lain di luar tubuh individu manusia. Yaitu rangsangan semangat dari orang lain. Baik itu orang tua, teman, sahabat ataupun kekasih. Yang jelas dan yang paling pokok adalah “dapat menggugah semangat”. Titik.

Tak dapat dipungkiri bahwa manusia itu tak seperti malaikat yang amal perbuatannya bisa eksis dan lurus. Tidak pula seperti iblis yang selalu berada dalam jurang nilai negatif. Anak cucu Adam memiliki karakter yang berubah-ubah. Kadang kala dalam sehari dapat menjalankan aktifitas dengan semangat yang menggebu. Namun, di hari yang lain, semangat itu luntur, bahkan hilang sama sekali. Itulah manusia.

Dalam kaitannya dengan tulisan ini, mungkin sangat pas dan cocok sekali dengan apa yang pernah disampaikan oleh Nabi Muhammad saw. yang artinya: “Bekerjalah untuk duniamu  seolah-olah dirimu akan selalu hidup selamanya. Dan bekerjalah untuk akhiratmu seolah-olah kamu akan mati esok hari”. Barang kali, perintah kerja yang pertama adalah pekerjaan yang dapat membuahkan hasil, baik uang atau kebahagiaan, di dunia ini. Sedangkan perintah bekerja yang kedua tiada lain adalah beribadah. So, diantara kedua dua pekerjaan itu, tidak boleh tidak harus imbang. Apapun pengalamannya, bagaimanapun cara hidupnya, dan siapapun kenalannya, yang terpenting adalah tidak berlebih-lebihan. Dalam salah satu kitabnya, Musthafa Al-Ghalayaini pernah menyatakan bahwa sebaik-baiknya perkara adalah tengah-tengahnya (sederahana). Walahu a’lam. [roy]

Kepanjen, Jum’at 8 April 2011. Pukul 07.12 WIB.

Belum ada Komentar untuk "Tuhan, Aku Ingin Bercerita 7#"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel